ACARA
IV
UJI
VITAMIN C
A. DASAR TEORI
Dibanding
jenis vitamin lain, vitamin C hingga sekarang mungkin merupakan jenis vitamin
yang paling populer di masyarakat awam. Meski sama pentingnyadengan yang
lain,memang banyak orang yang menganggap khasiat vitamin C jauh melebihi
kebutuhan vitamin lain, dan hal ini seringkali dikaitkan dengan peningkatan
daya tahan tubuh.
Bahkan
serangkaian penelitian yang dilakukan para ahli menemukan fungsi lain yang jauh
lebih menjanjikan sebagai suatu antioksidan yang mampu mencegah
penyakit-penyakit lain yang lebih serius termasuk kanker dan berbagai penyakit
degeneratif lainnya. Hal ini yang mungkin mendasari pengetahuan umum masyarakat
tentang perlunya mengkonsumsi vitamin C, dan tak bisa dipungkiri
juga,promosi-promosi dari pihak produsen. Dan terkait dengan tingginya
kesadaran self medication dengan kemudahan pengaksesan informasi dimasa
sekarang, salah satu kegunaan vitamin C dalam dosis yang dianggap dosis tinggi
(1000mg/hari) secara praktis yang sering muncul adalah untuk mencegah flu dalam
kemampuannya meningkatkan daya tahan tubuh. Buah-buahan banyak mengandung
vitamin C, vitamin C alami yang terkandung dalam buah bervariasi tergantung
dari jenis buah tersebut.
Menurut
(Perricone, 2007:117) Vitamin C merupakan asam askorbat, senyawa kimia yang
larut dalam air. Ascorby palmitate adalah asam askorbat yang berkaitan dengan
asam lemak untuk membuat sistem pengantar yang larut didalam lemak untuk
vitamin C. Adapun karakteristik dan manfaat vitamin C adalah Larut didalam air
(asam askorbat-L) atau larut didalam lemak (Vitamin C ester seperti ascorbyl
palmitate), meningkatkan produksi kolagen penting, untuk berfungsinya neuro transmitters,
termasuk dopamine, serotonin, dan acetycholine dan berakumulasi didalam sel
darah putih untuk mempertahankan respons imunitas yang kuat.
B. TUJUAN
Mengidentifikasi
keberadaan vitamin C pada bahan pangan.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat:
Tabung reaksi, rak tabung, gelas ukur, pipet tetes, hotplate, saringan, beaker
glass, pisau, tisu.
Bahan:
Akuades, vitamin C50 mg, sari buah tomat, sari buah jeruk, betadine, dan minute
maid pulpy orange.larutan reagan HI 3850A-O dan reagan HI 3850C.
D. LANGKAH KERJA
Praktikum
uji ke-1
Menggunakan
pembanding vit C 50 mg:
1. Sebelum
dilakukan uji vit C, bahan di ambil sarinya dengan diperas memakai saringan dan
beaker glass sebagai wadahnya.
2. Siapkan
tabung reaksi yang diisi dengan larutan betadine 1 ml
3. Buatlah
larutan vit C dengan melarutkan 20 butir pil Vitamin C 50 mg ke dalam 10 ml air. Larutan itu sebagai
control.
4. Setelah
semua larutan selesai disiapkan, diteteskan air dari bahan yang diuji pada
masing-masing tabung reaksi.
5. Hitung berapa
tetes larutan tersebut untuk bisa menjernihkan larutan betadine.
6. Amati
perubahan warna larutan itu dan catat.
Praktikum Uji ke-2
Menggunakan
pemanasan dengan direbus
1. Ambil
sari buah dengan diperas, kemudian tuang larutan kedalam masing-masing tabung
reaksi jeruk, orange, tomat dan Vit C 50 mg.
2. Panaskan ke-empat larutan tabung reaksi kedalam air
rebusan yang telah disediakan, lama pemanasan 10 menit pada air mendidih 100 0C.
3. Amati perubahan warna dan catat .
Praktikum ke-3
Menggunakan Vit C test kit.
1. Siapkan
beaker glass 50ml, masukan 10ml sampel uji, tambahkan aquades hingga 50ml.
2. Tambahkan
reagan HI3850A-O sebanyak 1ml, aduk hingga rata.
3. Tambahkan
4 tetes starch indicator, aduk dengan cara mengoyang beaker glass.
4. Tambahkan
reagan HI 3850C menggunakan pipet tetes, tetap digoyang dan hitung jumlah
tetesannya hingga terbentuk warna biru tetap.
5. Rumus
hitung tetesan:
Jumlah tetesan x 10=......Ppm as. Ascorbat
6. Amati
perubahan warna dan catat.
E. HASIL PENGAMATAN
a. Menggunakan
vitamin C
No
|
Bahan Uji
|
Warna Awal
|
Warna akhir
|
Jumlah tetes
|
1
|
Vitamin
C
|
Merah
gelap
|
Kuning
|
10
|
2
|
Jeruk
|
Merah
gelap
|
Kuning
jernih
|
100
|
3
|
Tomat
|
Merah
gelap
|
Merah
jambu
|
60
|
4
|
Jus
orange puple
|
Merah
gelap
|
Kuning
jernih
|
80
|
b. Menggunakan
test kit
No
|
Bahan Uji
|
Warna Awal
|
Warna Akhir
|
Jumlah Tetes
|
Ppm
C6H8O6
|
1
|
Vitamin
C
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
Jeruk
|
Kuning
muda
|
Biru
kecoklatan
|
85
|
850
|
3
|
Tomat
|
Merah
muda
|
Biru
tua
|
53
|
530
|
4
|
Jus
orange puple
|
Kuning
|
Biru
kecoklatan
|
229
|
2290
|
c. Menggunakan
Uji pemanasan/ direbus
No
|
Bahan Uji
|
Warna Awal
|
Warna Akhir
|
Jumlah Tetes
|
1
|
Vitamin
C
|
Merah
gelap
|
Kuning
|
6
|
2
|
Jeruk
|
Merah
gelap
|
Kuning
jernih
|
60
|
3
|
Tomat
|
Merah
gelap
|
Merah
jambu
|
64
|
4
|
Jus
orange puple
|
Merah
gelap
|
Kuning
|
40
|
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang
telah dilaksanakan,praktikan melakukan analisis mengenai perubahan kandungan
vitamin C yang ada pada larutan sari buah apabila dicampurkan dengan betadine
akan terjadi perubahan warna. Sari buah yang di uji cobakan adalah sari buah
tomat, jeruk, dan minuman orange jus puple yang sehari-hari dikonsumsi oleh
masyarakat pada umumnya. Untuk variabel kontrol digunakan larutan Vitamin C 50 mg,
dan untuk variabel bebasnya digunakan minuman pencahar yaitu pulpy orange yang memiliki kandungan vitamin C yang tinggi.
Percobaan dilakukan
sebanyak 2 kali, pertama dilakukan percobaan untuk mengetahui kandungan vitamin
C dalam larutan betadine yang diteteskan, dicampurkan dengan vitamin C terlebih
dahulu. Kedua yaitu untuk mengetahui kandungan vitamin C dengan mencampurkan dengan sari buah vitamin.
Percobaan-percobaan tersebut menggunakan iodine untuk mereaksikan sampel yang
digunakan. Fungsi larutan standart yodium (iodin) ialah pereaksi untuk
memperlihatkan jumlah vitamin C yang terdapat dalam sampel menjadi senyawa
dehidro askorbat sehingga akan berwarna biru tua karena pereaksi yang berlebih.
Sedangkan penggunaan amilum dalam percobann ini berfungsi untuk meningkatkan
kecepatan percobaan (sebagai indikator). Reaksi ini disebut reaksi iodimetri
karena terjadi perubahan dari tidak berwarna (bening) menjadi berwarna biru
tua, sedangkan reaksi iodometri adalah kebalikannya.
Dari hasil percobaan
pertama didapatkan bahwa kadar vitamin C pada sari buah jeruk dan pulpy orange
lebih tinggi dari tomat. Ini dibuktikan dengan pemberian tetesan betadine
sebagai pereaksi larutan dengan jumlah tetesan sebanyak 100 tetes. Sedangkan
untuk percobaan kedua, dengan test kit untuk sari buah tomat dari semula merah
muda berubah warnanya menjadi biru kecoklatan dengan jumlah tetesan sebanyak 53
tetes. Sedangkan untuk orange puply berubah warna menjadi biru kecoklatan
dengan tetesan sebanyak 229 kali. Hal ini jelas menunjukkan bahwa setelah sari
buah diberi reagan A dan C perubahan warna sangat mencolok. Sebenarnya
pengujian semacam ini kurang baik, dikarenakan hasil yang didapatkan nantinya
akan bias. Jadi tidak dapat benar-benar mengukur kadar vitamin C dengan
akurat.
Kekurangan vitamin C
dapat mengakibatkan skorbutum, sariawan, kulit kasar, pendarahan pada kulit
(sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah, kerusakan sendi dan gusi
tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas. Untuk menguji kandungan
vitamin C pada bahan makanan dan minuman dapat menggunakan amilum iodida atau betadine.
Vitamin C dapat hilang karena hal-hal
seperti:
1.
Pemanasan, yang menyebabkan
rusak/berbahayanya struktur
2.
Pencucian sayuran setelah dipotong-potong
terlebih dahulu.
G. KESIMPULAN
1. Vitamin C merupakan senyawa organik yang
larut dalam air, tidak larut dalam lemak, mudah teroksidasi dalam kondisi basa,
peka terhadap panas, stabil dalam kondisi asam dan kondisi kering, berbentuk
kristal warna putih dan reduktor kuat.
2. Prinsip analisa kadar vitamin C dengan
metode titrasi sederhana iodium adalah reaksi vitamin C dengan iodin
membentuk ikatan sehingga ikatan terbentuk kompleks iodium-amilum berwarna biru
gelap.
3. Kadar vitamin C murni tertinggi didapatkan pada
jeruk, tomat, arbei, asparagus, kol, kentang, ikan dan hati.
4. Untuk menguji kandungan vitamin C pada bahan
makanan dan minuman dapat menggunakan amilum iodida atau betadine.
H. DAFTAR PUSTAKA
Suharjo,
1987. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Jakarta: Kanisius
Terima kasih.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus