ACARA V
UJI LEMAK
A.
DASAR
TEORI
Lemak adalah senyawa yang tidak larut
dalam air yang dapat dipisahkan dari sel dan jaringan dengan cara ekstrasi
menggunakan pelarut organic yang non polar,misalnya dietil eter atau kloroform.
Oleh sebab itu,senyawa ini dibagi menurut sifat fisiknya yaitu senyawa yang
larut dalam pelarut non polar dan yang tidak larut dalam air. Meskipun struktur
lemak beracam macam semua lemak mempunyai sifat struktur yang spesifik,yaitu
mempunyai gugusan hidrokarbon hidrofob yang banyak sekali dan sedikit gugusan
hidro karbon hidrofil. Hal ini menggambarkan sifat struktur lemak yang tidak
dapat larut dalam air tetapi larut dalam pelarut non polar.
Minyak dan lemak tergolong
gliserida,yaitu ester antara gliserol dan asam lemak,dimana ketiga radikal
hidroksil dari gliserol semua diesterkan. Struktur kimia dari lemak yang
berasal dari hewan,manusia,tanaman maupun lemak sintetik,mempunyai bentuk umum
sebagai berikut :
1.
Sifat-sifat Fisik Lemak
a.
Titik lebur (melting point)
lemak relatif rendah,tetapi selalu lebih tinggi dari temperature dimana ia menjadi padat
kembali (setting point). Misal lemak sapi mencair pada 49°C dan menjadi padat
kembali pada 36°C. Titik lebur lemak tergantung pada panjang pendeknya rantai
karbon dari asam lemak penyusunya dan banyak sedikitnya ikatan – ikatan
rangkap. Makin panjang rantai karbon tersebut makin tinggi titik lebur lemak,
dan makin banyak ikatan rangkap makin rendah titik leburnya. Misal titik lebur
trimalpitin 66°C dan tristearin 71°C. Titik lebur triolein yang mempunyai tiga
buah ikatan rangkap mempunyai titik lebur -5°C.
b.
Lemak netral tidak larut
dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut-pelarut lemak seperti
eter,chloroform,petroleumeter,carbon tetrakhlorida. Lemak dapat larut dalam
alkohol panas dan sedikit larut dalam alkohol dingin.
c.
Berat jenis lemak padat
sekitar 0.63,sedangkan minyak atau lemak cair 0.915-0.940,karena berat jenis
lemak lebih rendah dari pada berat jenis air menyebabkan lemak menjadi terapung
diatas air bila keduanya dicampur.
d.
Lemak murni tidak
berwarna,tidak berbau,tidak ada rasanya serta mempunyai sifat netral. Lemak
berbau atau berwarna disebabkan karena adanya figment-figment dari asalnya atau
mengalami perubahan struktur disebabkan pengaruh udara dalam jangka waktu yang
cukup lama. Beberapa minyak nabati yang berwarna kuning disebabkan karena
adanya figment seperti corotene dan xanthophyl.
2.
Sifat-Sifat Kimia
Lemak
a.
Lemak dapat dihidrolisasi
dengan dipanaskan pada temperatur dan tekanan tinggi . Jika didihkan pada
tekanan biasa hidrolisa berjalan labat. Hidrolisa yang umum dilakukan dengan
basa kuat (NaOH/KOH),Dihasilkan gliserol dan garam yang disebut sebagai sabun.
Sabun dan gliserol larut dalam air. Untuk memisahkan sabun dengan gliserol
ditabahkan garam NaCL.
b.
Lemak tak jenuh dapat
mengaddisi hidrogen,sehingga menjadi lemak jenuh. Proses ini disebut
hidrogenasikatalitik sebab diperlukan katalisator,yaitu serbuk nikel,kadang
disebut juga proses pemadatan atau pengerasan lemak jenuh sebab pada proses ini
lemak tak jenuh(cair) menjadi lemak jenuh(padat)
c.
Bila lemak tak jenuh
ditambah beberapa tetes aquabromata dan kemudian campuran ini dikocok maka
warna dari aquabromata akan luntur. Dalam hal ini brom dari aquabromata
diaddisi oleh ikatan rangkap yang ada pada lemak tak jenuh tersebut. Disamping
mengaddisi brom,lemak tak jenuh dapat mengaddisi lod. Reaksinya identik dengan
reaksi diatas hanya brom diganti dengan lod.
d.
Hidrogenolisis lemak dapat
diartikan sebagai pembongkaran lemak oleh pengaruh hidrogen menjadi alkohol.
Untuk lemak tak jenuh mula – mula akan menjadi gliserol dan asam lemak tak
jenuh kemudian sam lemak tak jenuh yang terbentuk mengalai hidrogenasi
katalitik sehingga terbentuk alkohol jenuh.
e.
Reaksi penyebab ketengikan
( rancidity) adalah perubahan kimia yang menimbulkan aroma/bau dan rasa tidak
enak pada lemak. Ketengikan pada lemak jenuh yang asa lemak penyusunya
mempunyai rantai pendek,dapat terjadi hanya karena pengaruh hidrolisa.
Sedangkan ketengikan lemak tak jenuh
yang asam lemak penyusunya mempunyai rantai panjang,dapat terjadi melalui dua
proses yaitu proses oksidasi dan hidrolisa. Penambahan oksigen atau anti
oksidan dapat mencegah terjadinya ketengikan.
Lemak tersusun atas unsur – unsur C, H,
dan O yang merupakan senyawa majemuk. Lemak terdiri atas asam lemak dan gliserol. Pada suatu molekul
terdapat satu molekul gliserol dan tiga buah molekul asam lemak. Sumber lemak
dibagi menjadi dua macam, yaitu hewani dan nabati.
Lemak
tidak dapat larut dalam air tetapi larut dalam eter, benzene dan kloroform.
Lemak terdiri atas dua komponen, yaitu asam lemak dan gliserol. Setiap 3
molekul asam lemak berkaitan dengan molekul gliserol membentuk trigliserida.
Asam lemak yang dibuat oleh tubuh disebut asam lemak nonesensial, sedangkan asam
lemak yang diperoleh dari makanan disebut asam lemak esensial. Adapun fungsi
lemak sebagai berikut :
1.
Sebagai penghasil energi (
1 gram=9,3 kalori )
2.
Pembangun bagian – bagian
sel tertentu
3.
Pelarut beberapa vitamin,
yaitu vitamin A, D, E dan K
4.
Sebagai pelindung tubuh
dari suhu rendah
B.
TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini yaitu mengidentifikasi
keberadaan lemak dalam makanan
C.
BAHAN
DAN ALAT
1.
Bahan
Roti tawar, wijen, kemiri, santan, kacang tanah dan
aguades
2.
Alat
Kertas saring, mortal, penumbuk, tabung reaksi, pipet
tetes,gelas ukur, pipet ukur dan bola hisap
D.
LANGKAH
KERJA
1.
Jika bahan uji berupa
padatan, tumbuk dan lumatkan ( coklat blok, tempe, roti ) bersama sedikit air,
jika sampel berupa cairan langsung oleskan pada kertas
2.
Oleskan hasil rarutan pada
kertas paying / buram / saring yang sudah ditandai dengan nama masing – masing
bahan makanan yang akan diuji.
3.
Jika kertas menjadi
transparan maka bahan uji + mengandung lemak
E.
HASIL PENGAMATAN
No
|
Bahan
|
Perubahan kertas
|
(+/-)
|
1
|
Roti tawar
|
Sedikit Transparan
|
+
|
2
|
Santan
|
Transparan
|
++
|
3
|
Wijen
|
Transparan
|
+++
|
4
|
Kacang Tanah
|
Transparan
|
++++
|
5
|
Mentega
|
Transparan
|
++++++
|
F.
PEMBAHASAN
Dari tabel hasil pengamatan diatas
dapat diketahui bahwa bahan makanan yang mengandung lemak akan meninggalkan
bekas/noda yang transparan pada kertas sampul payung. Karena sifat dari lemak
licin dan mengandung C, H, O, P, dan N. Bahan makanan yang mengandung lemak
yaitu kemiri, margarin, kacang tanah kering, santan kelapa, dan susu.
Bahan makanan yang tidak mengandung
lemak meninggalkan noda, tetapi tidak transparan seperti wortel, seledri, biji
jagung kering, singkong kering dan pepaya.
Pada percobaan uji kelarutan/ daya
larut, disini digunakan minyak atau lemak cair sebagai sampel. Pengujian pertama
minyak diuji dengan aquades yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Hasilnya
minyak dan aquadest tadi tidak bisa menyatu, sehingga dapat disimpulkan bahwa
minyak bersifat nonpolar atau tidak menyatu dengan larutan polar atau air.
Selanjutnya dilakukan pengujian minyak dengan larutan etanol atau alkohol,
disini etanol bersifat semipolar, yaitu dapat bereaksi dengan larutan polar
maupun nonpolar. Setelah minyak direaksikan dengan etanol dapat dilihat
reaksinya yaitu terbentuk 2 fase dimana etanol berada dilapisan atas. Etanol
hanya dapat bereaksi / larut sebagian dengan minyak karena sifat semipolarnya.
Reaksi selanjutnya yaitu mereaksikan minyak dengan larutan dietil eter. Dimana
dietil eter bersifat nonpolar, sehingga ketika minyak direaksikan dengan dietil
eter keduanya dapat menyatu atau terbentuk 1 fase, karena sifatnya sama
nonpolar sehingga keduanya dapat bereaksi dengan baik.
Pada percobaan uji asam lemak bebas,
masih digunakan minyak sebagai sampel dan diuji dengan larutan n – heksan,
sebelumnya minyak dipanaskan terlebih dahulu sehingga lebih cair, setelah itu
ditambahkan dengan larutan n – heksan. Hasilnya muncul gelembung namun cepat
hilang dan terbentuk 1 fase / bercampur. Selanjutnya ditambahkan 50 ml etanol
dan terbentuk 2 fase, etanol berada dilapisan atas dan berwarna kuning bening.
Ditambahkan indikator pp dan tidak terjadi perubahan lalu campuran tadi
dititrasi dengan NaOH 0,02 M sebanyak 2,7 ml. Hasil dari titrasi ini terbentuk
warna merah jambu pada campuran antara etanol dan minyak. Pengujian ini
bersifat kuantitatif. Karena penentuan asam lemak bebas dapat diketahui melalui
perhitungan persentase. Dengan menggunakan rumus:
% AlB = S x N x F
Berat contoh (gr)
Pada percobaan uji penyabunan sampel
yang digunakan adalah mentega yang kemudian ditimbang sebanyak 1 gr,
selanjutnya digunakan pelarut NaOH yang dimasukkan kedalam labu steller.
Kemudian didalamnya ditambahkan magnetic steleer yang berfungsi sebagai
pengaduk untuk mencampurkan antara NaOH dengan mentega. Kemudian dipanaskan diatas
hot plate dengan menggunakan kondensor hingga larutan bercampur. Kemudian
diambil 1 ml larutan ditambahkan 5 ml aquadest hasilnya kedua larutan menjadi
homogen. Ditambahkan 6 tetes H2SO4 setetes demi setetes, terbentuk endapan
berupa putih yang menadakan adanya sabun. Larutan sisa yang sebanyak 20 ml tadi
dimasukkan ke dalam beaker glass ditambahkan 100 ml aquadest, dan diaduk
hasilnya larutan menjadi homogen. Larutan tadi ditambahkan lagi garam dapur
(NaCl) sebanyak satu sendok, lalu diaduk sampai terjadi perubahan warna, yaitu
warna putih susu dan memiliki busa permanen. Garam yang tidak dapat larut
mengendap busa tadi menandakan adanya sabun.
G. PENUTUP
Dari
percobaan yang telah diklakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Minyak atau lemak memiliki
daya larut yang sama, yaitu tidak dapat larut dalam pelarut polar, namun
bereaksi atau larut dalam pelarut nonpolar. Jadi dapat disimpulkan lemak dan
minyak merupakan larutan nonpolar.
2.
Minyak dan lemak memiliki
asam lemak yaitu asam organik yang terdapat sebagai trigliseda atau lemak, baik
yang berasal dari hewan maupun tumbuhan. Setelah dilakukan pengujian /
percobaan, ternyata positif bahwa lemak dan minyak memiliki suatu asam lemak.
Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya percobaan pengujian asam lemak bebas.
Setelah dilakukan perhitungan asam lemak bebas ternyata terdapat sekitar 0,356%
asam lemak bebas.
3. Reaksi penyabunan dilakukan
dengan melarutkan lemak / minyak kedalam pelarut NaOH, kemudian direaksikan
dengan larutan asam dan garam dapur. Saat direaksikan dengan garam dapur lemak
berubah warna menjadi putih susu dan memiliki busa permanen. Busa inilah yang
menandakan adanya sabun.
4. Praktikum selanjutnya
dilakukan pengujian-pengujian lain terhadap lemak dan minyak, misalnya reaksi /
pengujian terbentuknya lilin dari ester asam lemak sehingga dapat diketahui
kandungan atau reaksi yang lain dari pada lemak dan minyak ini.
H. DAFTAR PUSTAKA
Hart,
Hanold. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam. Jakarta :
Erlangga
Winarno,
F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia
Yasid,
Estien. 2006. Penentuan Praktikum Biokimia. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET
Triawan, Restu. 2013. Praktikum Lemak dan Minyak. www.blogspot.com. Diakses pada tanggal 24 Maret 2015
http://tami-praktikumipa-ujilemak.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar